Accessibility Tools
Text to Speech
Zoom In Text
Zoom Out Text
Grayscale
Negative
Cliche
Readable Font
Reset
Pemkot Bontang Gelar Pelatihan Tim Pendamping Keluarga, Dorong Sinergi Intervensi Stunting Lewat 8 Modul Pendampingan
Pemkot Bontang Gelar Pelatihan Tim Pendamping Keluarga, Dorong Sinergi Intervensi Stunting Lewat 8 Modul Pendampingan
Pemkot Bontang Gelar Pelatihan Tim Pendamping Keluarga, Dorong Sinergi Intervensi Stunting Lewat 8 Modul Pendampingan
Pemkot Bontang Gelar Pelatihan Tim Pendamping Keluarga, Dorong Sinergi Intervensi Stunting Lewat 8 Modul Pendampingan
Pemkot Bontang Gelar Pelatihan Tim Pendamping Keluarga, Dorong Sinergi Intervensi Stunting Lewat 8 Modul Pendampingan
Pemkot Bontang Gelar Pelatihan Tim Pendamping Keluarga, Dorong Sinergi Intervensi Stunting Lewat 8 Modul Pendampingan
Pemkot Bontang Gelar Pelatihan Tim Pendamping Keluarga, Dorong Sinergi Intervensi Stunting Lewat 8 Modul Pendampingan
Pemkot Bontang Gelar Pelatihan Tim Pendamping Keluarga, Dorong Sinergi Intervensi Stunting Lewat 8 Modul Pendampingan

Pemkot Bontang Gelar Pelatihan Tim Pendamping Keluarga, Dorong Sinergi Intervensi Stunting Lewat 8 Modul Pendampingan

  • Admin

PPID UTAMA, Bontang - Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) menggelar kegiatan Pelatihan Bagi Tim Pendamping Keluarga (TPK), Selasa (17/06/2025), bertempat di Ballroom Hotel Sintuk. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya sistematis Pemkot dalam memperkuat strategi penanganan stunting secara terintegrasi, khususnya melalui pendekatan berbasis keluarga.

Pelatihan ini dihadiri oleh Asisten Administrasi Pembangunan Kota Bontang, Lukman, Kepala DP3AKB Bontang Edy Foreswanto, serta para camat dan lurah se-Kota Bontang. Kegiatan ini juga menjadi lebih istimewa dengan kehadiran langsung Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, yang turut menjadi narasumber utama.

Kepala DP3AKB Kota Bontang, Edy Foreswanto, dalam laporannya menyampaikan bahwa pelatihan ini menyasar seluruh anggota TPK dari berbagai kelurahan dan kecamatan di Kota Bontang. Menurutnya, pelatihan ini menjadi bagian dari penguatan kapasitas teknis TPK agar mampu melakukan intervensi berbasis data dan menjalin koordinasi lintas sektor secara optimal.

“Dengan pelatihan ini, kami ingin agar TPK bisa lebih terampil dalam melakukan pemetaan masalah, berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan, serta menjadi agen perubahan di komunitas masing-masing,” jelas Edy.

Sementara itu, Asisten Administrasi Pembangunan, Lukman, mewakili Pemerintah Kota Bontang menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya pelatihan ini dan berharap hasilnya dapat diimplementasikan langsung di lapangan. Ia menggarisbawahi pentingnya membangun kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, dan keluarga itu sendiri untuk menciptakan ekosistem yang sehat dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

Dalam sesi penyampaiannya, Wali Kota Neni Moerniaeni menekankan pentingnya peran Tim Pendamping Keluarga sebagai ujung tombak dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting di lapangan. Ia menegaskan bahwa pendekatan langsung kepada keluarga menjadi salah satu langkah paling efektif dalam membangun kesadaran dan perubahan perilaku yang berkelanjutan.

“Stunting bukan hanya soal gizi, tapi juga menyangkut pola asuh, kesehatan lingkungan, dan akses layanan dasar. Oleh karena itu, peran Tim Pendamping Keluarga menjadi sangat strategis karena merekalah yang langsung bersentuhan dengan masyarakat,” ujar Neni.

Ia juga menyampaikan bahwa komitmen pemerintah daerah dalam mengatasi stunting tidak berhenti pada tataran kebijakan semata, tetapi juga diwujudkan dalam bentuk pelatihan, penguatan kapasitas, dan penyediaan sistem pendukung di semua lini, termasuk pada level kelurahan.

Pelatihan ini menggunakan 8 Modul Pendampingan Keluarga, yang mencakup materi-materi penting seperti identifikasi keluarga berisiko stunting, edukasi gizi dan pola hidup sehat, pendampingan ibu hamil dan balita, rujukan layanan kesehatan, pencatatan data keluarga sasaran, serta komunikasi efektif dalam pemberdayaan masyarakat.

Diakhir Penyampaian, Wali Kota Bontang mengajak seluruh pihak untuk menjadikan penanganan stunting sebagai gerakan bersama yang berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa masa depan Kota Bontang ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, yang dimulai dari pemenuhan kebutuhan dasar sejak dalam kandungan.

“Anak-anak Bontang adalah generasi masa depan. Tidak boleh ada anak yang tertinggal hanya karena kita lalai dalam memenuhi hak-haknya sejak dini,” pungkas Neni. (KMF - Anis)

Foto : KMF - Adie


  • Kegiatan Pemkot 2025
Supported by Delta Pixel