Ahmad Suharto Buka Pelatihan Pengelolaan dan Program Inklusi Perpustakaan 2024: Cintai dan Budayakan Perpustakaan
PPID UTAMA, Bontang - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Bontang kembali menunjukkan komitmennya dalam memajukan literasi di kota Taman. Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan, DPK Kota Bontang menyelenggarakan Pelatihan Pengelolaan dan Program Inklusi Perpustakaan tahun 2024. Kegiatan ini secara resmi dibuka secara resmi oleh Asisten Bidang Administrasi Umum Sekretariat Kota Bontang, Ahmad Suharto, yang mewakili Wali Kota Bontang, di Ballroom Meranti E Hotel Grand Mutiara, Bontang Barat, Senin pagi.
Dalam laporan yang disampaikan oleh Kepala DPK Kota Bontang, Retno Febriarianti, disebutkan bahwa upaya untuk meningkatkan kualitas perpustakaan harus didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan mumpuni. "Sinergi dan kolaborasi antara perpustakaan kelurahan, sekolah, dan Dinas Perpustakaan sangat penting agar perpustakaan berbasis inklusi sosial dapat tercapai," ujar Retno. Ia juga menekankan pentingnya perhatian serius dari Pemerintah Kota Bontang terhadap perpustakaan, baik di tingkat sekolah maupun kelurahan. Menurutnya ini juga sebagai upaya peningkatan kapasitas perpustakaan dab pustakawan tingkat kabupaten/ota termasuk kota Bontang.
Pelatihan ini melibatkan tak kurang dari 100 pustakawan dari setiap perpustakaan kecamatan, kelurahan, serta sekolah-sekolah, terutama di tingkat SD, SMP, dan Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Ahmad Suharto, Wali Kota Bontang mengajak para peserta untuk belajar dari keberhasilan Kabupaten Gunung Kidul dalam mengelola perpustakaan, yang disampaikan melalui materi dari narasumber Agung Wibawa, seorang pustakawan dari Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta.
Suharto berharap melalui pelatihan ini para peserta dapat meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan perpustakaan di Kota Bontang. Ini disiapkan agar para pustakawan mampu menjawab tantangan zaman, termasuk dalam memilah dan memilih informasi yang tepat di era digital. Pemerintah Kota Bontang berharap perpustakaan dapat menjadi pusat kegiatan literasi yang seimbang dengan kearsipan yang baik, sehingga dapat terus mencintai dan membudayakan perpustakaan di tengah masyarakat.
Dalam materinya, Agung Wibawa berbagi pengalaman tentang bagaimana pihaknya berhasil mengelola perpustakaan di Gunung Kidul, yang mampu menarik minat masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan. Agung juga menekankan pentingnya reformasi perpustakaan agar lebih menarik dan relevan di tengah perkembangan teknologi digital saat ini.
Dengan terlaksananya pelatihan ini, DPK Kota Bontang berharap perpustakaan di kota tersebut dapat terus berkembang dan menjadi pusat inklusi sosial yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.(KMF_rie)
Foto: KMF-hendra