Buka Pelatihan untuk Kader Posyandu, Dasuki Harapkan Bontang Bisa Jadi Perintis di Kaltim
PPID UTAMA, Bontang – Pemerintah Kota Bontang, melalui Dinas Kesehatan menunjukkan keseriusannya dalam memerangi angka stunting yang masih menjadi perhatian. 25 keterampilan dasar diberikan kepada petugas kesehatan dalam Pelatihan Kader Posyandu yang digelar di Gedung Auditorium 3D, Jalan Awang Long, Bontang Utara, Rabu (14/5) pagi.
Kegiatan pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Kota Bontang, Dasuki, yang mewakili Wali Kota. Dalam sambutannya, Dasuki menyampaikan harapan besar agar program Indonesia Learning Platform (ILP) ini dapat menjadi perintis dalam upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan di Kalimantan Timur.
Dasuki menyoroti paradoks yang terjadi di Kota Bontang, di mana dengan potensi ekonomi yang besar dan jumlah penduduk yang relatif kecil, angka stunting justru masih tinggi. "Anomali luar biasa, dengan jumlah penduduk yang tak terlalu banyak, dikelilingi bayak perusahaan besar tapi angka stuntingnya masih tergolong tinggi. Maka menurutnya harus berkolaborasi menekan angka tersebut. Malu jika terus menerus menjadi perbincangan terkait tingginya angka stunting di Kota Bontang," tegasnya.
Lebih lanjut, Dasuki menekankan pentingnya transfer ilmu dalam pelatihan ini. Ia berharap para peserta dapat membentuk kelompok-kelompok kecil untuk menyebarkan pengetahuan yang didapat kepada kelompok yang lebih besar. "TOT seperti ini nantinya untuk seluruh kader. Dinkes harus monitor, agar akses pelayanan kesehatan benar-benar terlaksana dengan baik. Ini, salah satunya untuk mewujudkan misi kedua kepemimpinan Bunda Neni dan pak Agus Haris, yaitu transformasi sosial," ujarnya.
Di akhir sambutannya, Dasuki menyampaikan kebanggaannya atas kinerja petugas kesehatan selama ini. Ia juga memberikan pesan kepada para peserta pelatihan untuk tidak hanya menguasai hardskill, tetapi juga mengembangkan softskill. "Hardskill itu penting, namun softskill atau pendidikan karakter itu lebih penting. Maka tumbuhkan softskillnya. Selalu senyum dengan ramah dalam pelayanan, agar sasaran kita merasa nyaman karena merasa dilayani dengan baik," pesannya, seraya mengucapkan selamat berlatih kepada peserta.
Sebelumnya, Kepala Dinkes Bontang, Bachtiar Mabe, dalam laporannya menjelaskan bahwa pelatihan dasar ini merupakan bagian dari upaya transformasi kesehatan, khususnya penguatan layanan primer. 30 orang yang terdiri dari 26 orang petugas puskesmas dan 4 orang dari dinas kesebatan mengikuti pelatihan dasar ini.
Bachtiar Mabe mengungkapkan bahwa Kota Bontang memiliki 883 kader posyandu dan membutuhkan 22 kelas pelatihan. Namun, hingga saat ini terlapor di Komdat Kesmas Kementrian Kesehatan, baru 267 kader atau sekitar 32,25% yang telah mengikuti pelatihan. "Purwa baru 3 orang dan madya 4 orang, utama belum ada. Dalam rangka percepatan cakupan maka digelarlah pelatihan dasar ini," jelasnya. Sementara Angkatan pertama telah dilaksanakan bulan Mei tahun lalu.
Ia menambahkan bahwa setiap kader posyandu wajib mendapatkan pelatihan minimal 20 jam dalam setahun. Jika tidak memenuhi ketentuan tersebut, dapat berpengaruh pada izin praktik mereka. Oleh karena itu, pelatihan ini diharapkan dapat menunjang perkembangan wawasan para kader. Kegiatan pelatihan angkatan kedua ini akan berlangsung hingga 17 Mei 2025 dan memberikan total 32 jam pelajaran.
Diketahui, tujuh kegiatan dari Dinkes masuk dalam prioritas 100 hari program kerja Wali Kota Bontang. Narasumber dan pengendali pelatihan serta administrasi berasal dari Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, yaitu M. Maulana Fahmi, Anis Kurnia Maitri, dan Edy Gunawan. Dengan digelarnya pelatihan ini, diharapkan para kader posyandu di Kota Bontang semakin kompeten dan mampu berkontribusi signifikan dalam upaya menekan angka stunting serta meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan.(kmf/rie)
Foto: Kmf-Adiepraja